Sabtu, 07 Juni 2014

Metode Ilmiah Sebahagi Dasar IPA

ILMU KEALAMAN DASAR
Tentang
“METODE ILMIAH SEBAGAI DASAR IPA”




Oleh :

                                        NAMA         : AMRI RAZAK
                                        NIM/BP       : 1200557/2012
                                        SESI             : R.13



PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UPP IV BUKITTINGGI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012




DAFTAR ISI
Halaman Judul...............................................................................................................       1
Kata Pengantar ……………………………………..……………..........…….............       2
Daftar Isi ……………...……………….....………..……………..........................…..       3           
BAB I PENDAHULUAN                                                                                                  
1.      Latar Belakang  ……………………………..……………….....................      4
2.      Rumusan Masalah........................................................................................       4
3.      Tujuan .........................................................................................................       4
BAB II PEMBAHASAN                                                                                                   
     A.    Ilmu Dan Pengetahuan………………………………......................................       5
     B.     Pengertian Metode Ilmiah.................................................................................       6
     C.     Ciri-Ciri Metode Ilmiah.....................................................................................       7
     D.    Kriteria Sebuah Metode Ilmiah Yang Baik.......................................................       7   
     E.     Langkah-Langkah Operasional Metode Ilmiah.................................................       8
     F.      Keunggulan Dan Keterbatasan Metode Ilmiah..................................................      10 
     G.    Sikap Ilmiah..................................................................................................            10

BAB III PENUTUP                                                                                                                                     
      1.      Kesimpulan …………………………………………………………………..        12
      2.      Saran .................................................................................................................       12

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………...……………………....      13



BAB I
PENDAHULUAN

1.    Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk hidup diberi akal budi oleh Tuhan, dengan akal budi manusia timbul rasa ingin tahu yang selalu berkembang dan tak pernah ada puasnya. Rasa ingin tahu yang terus berkembang dan tanpa batas menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia. Pengetahuan yang diperoleh akhirnya tidak terbatas pada obyek-obyek yang dapat diamati dengan panca indera saja, tetapi juga masalah lain yang berhubungan dengan baik atau buruk, indah atau tidaknya, dan sebagainya. Manusia melalui panca indera yang manusia miliki dapat menerima rangsangan dan memberikan tanggapan terhadap semua rangsangan, termasuk gejala di alam semesta ini. Tanggapan gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa alam merupakan suatu pengalaman. Perkembangan pengetahuan lebih diperlancar lagi dengan adanya tukar menukar informasi mengenai pengetahuan dan pengalaman manusia yang satu dengan yang lain sehingga akumulasi pengetahuan berlangsung cepat.
Manusia juga memiliki kecenderungan untuk menanggapi rangsangan yang ada di sekitarnya, termasuk gajala-gejala di alam semesta ini. Tanggapan terhadap gejala-gejala dan peristiwa-peristiwa yang ada ini di alam semesta ini akan menjadi sebuah pegalaman yang akan terus berkembang karena rasa keingin tahuan manusia. Pengalaman-pengalaman inilah yang nantinya menjadi pengetahuan dan diwariskan kepada generasi berikutnya.

2.    Rumusan Masalah
                a.       Apa itu ilmu dan pengetahuan?
                b.      Apa pengertian dari metode ilmiah?
                c.       Bagaimana ciri-ciri dan kriteria dari metode ilmiah?
                d.      Bagaimana langkah-langkah dalam metode ilmiah?
                e.       Apa saja sikap ilmiah itu?
3.    Tujuan
a.    Agar dapat membedakan antara ilmu dan pengetahuan.
b.    Memahami secara mendalam mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan metode ilmiah.
c.    Mengetahui sikap-sikap ilmiah agar dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II
PEMBAHASAN

       A.    Ilmu Dan Pengetahuan
Ilmu tentang alam merupakan kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis. Artinya, hasil percobaan yang dilakukan manusia akan menghasilkan suatu konsep yang mendorong dilakukannya percobaan-percobaan berikutnya, karena ilmu alam bertujuan untuk mencari kebenaran yang relatif dari suatu hal.
Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu, karena ilmu merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat tertentu. Adapun syarat-syarat suatu pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu adalah sebagai berikut:
            a.       Logis atau masuk akal
Sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan yang tidak diakui kebenarannya.
            b.      Objektif
Pengetahuan yang didapat harus sesuai dengan objeknya dan didukung oleh fakta empiris.
            c.       Metodik
Berarti bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara-cara tertentu yang teratur, dirancang,diamati,dan dikontrol.
            d.      Sistematis
Berarti bahwa pengetahuan tersebut disusun dalam satu system yang satu dengan lainnya saling berkaitan dan saling menjelaskan. Sehingga merupakan satu-kesatuan yang utuh.
             e.       Berlaku umum atau universal
Pengetahuan berlaku untuk siapa saja dan dimana saja yaitu dengan cara eksperimentasi yang sama akan di peroleh hasil yang sama atau konsisten.
f.       Komulatif berkembang dan tentative
Khasanah ilmu pengetahuan selalu bertambah dengan hadirnya ilmu pengetahuan baru. Ilmu pengetahuan yang terbukti salah harus diganti dengan ilmu pengetahuan yang benar (tentatif).

      Berbagai cara dilakukan manusia untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan nonilmiah maupun pendekatan ilmiah. Adapun penemuan ilmu pengetahuan mereka melalui pendekatan nonilmiah diperoleh dengan 3 cara:
1.      Prasangka
2.      Intuisi
3.      Trial and error

Untuk mencapai kebenaran, yakni persesuaian antara pengetahuan dan objeknya, tidaklah terjadi secara kebetulan, tetapi harus menggunakan prosedur atau metode yang tepat, yaitu prosedur atau metode ilmiah (scientific method) .Adapun Kelebihan dan kekurangan ilmu alamiah ditentukan oleh metode ilmiah, maka pemecahan segala masalah yang tidak dapat diterapkan metode ilmiah, tidaklah ilmiah.

        B.     Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan suatu cara yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan suatu permasalahan serta menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur, dan terkontrol.
Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatuinterelasi.”
Metode Ilmiah yaitu gabungan antara dua pendekatan rasional (deduktif) dan pendekatan empiris (induktif). Metode Ilmiah merupakan cara dalam memperoleh pengetahuan secara ilmiah. Descartes adalah pelopor dan tokoh rasionalisme. Menurut dia, rasio merupakan sumber dan pangkal dari segala pengertian. Hanya rasio sajalah yang dapat membawa orang pada kebenaran dan dapat memberi pimpinan dalam segala jalan pikiran.
Kaum rasionalis menggunakan metode deduktif. Dasar pikiran yang digunakan dalam penalarannya diperoleh dari ide yang menurut anggapannya sudah jelas, tegas dan pasti, dalam pikiran manusia.Kelemahan rasionalise yaitu bersifat abstrak, tidak dapat dievaluasi, kemungkinan dapat diperoleh pengetahuan yang berbeda dari obyek yang sama, cenderung bersifat subyektif dan solpsistik, yaitu hanya benar dalam kerangka pemikiran tertentu yang berbeda dalam otak orang yang berfikir tersebut.
Kaum empirisme berpendapat bahwa pengetahuan manusia tidak diperoleh lewat penalaran rasional yang abstrak, tetapi lewat pengalaman yang konkrit, berpegang pada prinsip keserupaan, pada dasarnya alam adalah teratur, gejala-gejala alam berlangsung dengan pola-pola tertentu. Dengan mengetahui kejadian masa lalu atau sekarang akan dapat diramalkan kejadian di masa datang. Kelemahannya belum tentu sistimatis, dan keterbatasan alat yang digunakan (misal panca indera).

         C.      Ciri-Ciri Metode Ilmiah
Agar himpunan pengetahuan ini dapat disebut ilmu pengetahuan harus digunakan perpaduan antara rasionalisme (deduksi) dan empirisme (induksi), yang dikenal sebagai metode keilmuan atau pendekatan ilmiah. Menurut H. Abu Ahmadi dan A. Supatmo ciri-ciri metode ilmiah yaitu :
Ø Obyektivitas (bebas keyakinan, perasaan dan prasangka pribadi serta bersifat terbuka)
Ø Konsisten
Ø Sistimatik.
Menurut Abdullah Aly dan Eny Rahma ciri ilmiah yaitu:
Ø Obyektif
Ø Metodik
Ø sistimatik dan berlaku umum
Menurut Maskoeri Jasin ciri ilmiah yaitu :
Ø Teratur
Ø Sistematis
Ø Berobyek
Ø Bermetode
Ø Berlaku secara universal.

         D.    Kriteria Sebuah Metode Ilmiah Yang Baik
Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
1.      Berdasarkan Fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis.
2.      Bebas dari Prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif.
3.      Menggunakan Prinsip Analisa
Dalam memahami serta member! arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.
4.      Menggunakan Hipotesa
Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.
5.      Menggunakan Ukuran Obyektif
Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang waras.
6.      Menggunakan Teknik Kuantifikasi.
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai¬nya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating.

        E.     Langkah-langkah Operasional Metode Ilmiah
a.      Perumusan masalah
Yang dimaksud dengan masalah yaitu pernyataan apa, mengapa, ataupun bagaimana tentang obyek yang teliti. Masalah itu harus jelas batas-batasnya serta dikenal faktor-faktor yang mempengaruhinya.
b.      Penyusunan hipotesis
Yang dimaksud hipotesis yaitu suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, hipotesis merupakan dugaan yang tentu saja didukung oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis juga dapat dipandang sebagai jawaban sementara dari permasalahan yang harus diuji  ebenarannya dalam suatu obserevasi atau eksperimentasi.
c.       Pengujian hipotesis
Yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah diajukan untuk dapat memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak. Fakta-fakta ini dapat diperoleh melalui pengamatan langsung dengan mata atau teleskop atau dapat juga melalui uji coba atau eksperimentasi, kemudian fakta-fakta dikumpulkan melalui penginderaan.
d.      Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan ini didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta (data) untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan itu diterima atau tidak.

Hipotesis itu dapat diterima bila fakta yang terkumpul itu mendukung pernyataan hipotesis. Bila fakta tidak mendukung maka hipotesis itu ditolak. Hipotesis yang diterima merupakan suatu pengetahuan yang kebenarannya telah diuji secara ilmiah, dan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan.

Berdasarkan urutan stratanya, ada tiga jenis landasan ilmu:
a. Hipotesis
Merupakan dugaan mengenai masalah yang diambil dari pengetahuan yang telah ada.
b. Teori
Merupakan landasan ilmu yang telah teruji kebenarannya, namun dimungkinkan adanya koreksi.
c. Hukum/dalil
Merupakan teori yang terbukti kebenarannya melalui pengujian berkali-kali.
Dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang disusun secara sistimatis, berlaku umum dan kebenarannya telah teruji secara empiris.

Menurut Schluter (1926) mengemukakan 15 langkah dalam melaksanakan penelitian dengan metode ilmiah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pemilihan bidang, topik atau judul penelitian.
2. Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan masalah-malalah yang ingin dipecahkan.
3. Membangun sebuah bibliografi.
4. Memformulasikan dan mendefinisikan masalah.
5. Membeda-bedakan dan membuat out-line dari unsur-unsur permasalahan.
6. Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah menurut hu-bungannya dengan data atau bukti, baik langsung ataupun tidak langsung.
7. Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai dengan pokok-pokok dasar dalam masalah.
8. Menentukan apakah data atau bukti yang dipertukan tersedia atau tidak.
9. Menguji untuk diketahui apakah masalah dapat dipecahkan atau tidak.
10. Mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan.
11. Mengatur data secara sistematis untuk dianalisa.
12. Menganalisa data dan bukti yang diperoleh untuk membuat interpretasi.
13. Mengatur data untuk persentase dan penampilan.
14. Menggunakan citasi, referensi dan footnote (catatan kaki).
15. Menulis laporan penelitian.

       F.      Keunggulan Dan Keterbatasan Metode Ilmiah
Keunggulan metode ilmiah :
       a.       Metode ilmiah dapaat memberikan latihan dan kebiasaan berpikir sistematis, logis,dan analitis.
       b.      Menempuh sikap yang baik, jujur, obyektif terbuka, didiplin dan toleran.
      c.       Menolak paham takhayul dan pendapat apriori atu menolak suatu pendapat tanpa adanya   bukti nyata.
Keterbatasan metode ilmiah :
         a.       Kelemahan dari panca indera.
         b.      Keterbatasan dari alat yang digunakan.
         c.       Kebenarannya hanya bersifat sementara (tentative).
         d.      Sulit memilih fakta yang benar benar berkaitan dengan masalah yang akan dipecacahkan.
         e.       Dua fakta yang tampak belum tentu berkaitan menunjukkan hubungan sebab akibat.

      G.    Sikap Ilmiah
a.    Jujur
Ilmuan wajib melaporkan hasil pengamatannya secara objektif dan jujur, penelitian tersebut diuji kembali oleh peneliti lain akan memberi hasil yang sama.
b.    Terbuka
Ilmuan harus mempunyai pandangan luas, terbuka terhadap pendapat orang lain, jauh dari praduga dan menghargai gagasan orang lain meskipun untuk menerimanya harus melakukan pengujian terlebih dahulu.
c.    Toleransi
Ilmuan tidak akan merasa dirinya paling hebat, bersedia belajar dari orang lain serta tidak pernah memaksakan pendapat orang lain
d.   Skeptis
Ilmuan akan bersikap berhati-hati meragukan sesuatu dan skeptis, tapi kritis sehingga akan menyelidiki dahulu bukti bukti suatu kesimpulan,keputusan atau pemecahan masalah.
e.    Optimis
Ilmuan tidak akan mengatakan sesuatu tidak dapat dikerjakan sebelum memikirkan dan mencoba mengerjakannya terlebih dahulu.
f.     Pemberani
Ilmuan mencari kebenaran, berani melawan ketidak benaran, kepura-puraan yang menghambat kemajuan. Contohnya COPERNICUS dan GALILIEO
g.    Kreatif dan Inovatif
Ingin mendapatkan, Menciptakan, memvariasikan sesuatu yang baru terutama guna mendapatkan nilai tambah.
h.    Dapat membedakan antara opini dan fakta
i.      Tidak berprasangka dalam mengambil keputusan
j.      Teliti, hati-hati dan saksama dalam bertindak
k.    Selalu ingin tahu

BAB III
PENUTUP


1.    Kesimpulan
Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Ini berarti bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah.
 Penelitian dan metode ilmiah mempunyai hubungan yang dekat sekali, tapi tidak dapat dikatakan sama. Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya.
2.    Saran

Selaku makhluk yang mempunyai pikiran dan mempunyai pengetahuan maka kita perlu menerapkan sikap-sikap ilmiah dalam kehidupan kita waluapun kita bukan seorang ilmuwan. Karena sikap ilmiah merupakan sikap yang akan memberikan dampak yang baik dalam kehidupan jika kita melaksanakannya.


DAFTAR PUSTAKA


Darmadjo, Hendro. 2004. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Jasin, Maskoeri. 1989. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada.
Amirullah, Andi. 2008. Metode Ilmiah.
http//aziko.blogspot.com./2010/03/iad-perkembangan-dan-pengembangan-html.
http//wikipedia.com/2011/04/iad-metode-ilmiah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar